Islam Agama Pembebasan
Islam adalah
agama pembebasan. Seperti itulah kira-kira pesan dakwah yang dibawa oleh Muhammad
SAW ketika diutus menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah SWT lima belas abad yang
silam. Pesan dakwah Nabi Muhammad SAW tidak hanya terbatas pada masalah tauhid
– menyembah Allah SWT. Tetapi, juga
mengarah kepada aksi pembebasan sosial, seperti meninggalkan
praktek kapitalisme, pemerdekaan budak, dan penghargaan kepada kaum perempuan.
Ajaran yang dibawa Muhammad SAW ini menuntut manusia menjadi pribadi yang
shaleh, baik secara individu maupun sosial.
Masyarakat
Arab pra-Islam sering disebut dengan masyarakat jahiliyyah. Istilah jahiliyyah
ini tidak merujuk
kepada tingkat intelektual masyarakat Arab tetapi lebih kepada praktek sosial
yang menindas dan monopolistik. Dalam praktek perdagangan misalnya, masyarakat
Arab cenderung menjalankannya dengan sistem yang tidak adil, mereka membangun
lembaga-lembaga kepemilikan pribadi, memperbanyak keuntungan, menumbuhkan
disparitas ekonomi dan pemusatan kekayaan. Orang-orang yang memiliki kelihaian
dalam perdagangan membentuk korporasi-korporasi bisnis antar suku dan
menerapkan monopoli perdagangan di tempat-tempat tertentu. Hal ini kemudian
mengakibatkan kesenjangan ekonomi dan menyingkirkan orang-orang
lemah dalam persaingan bisnis. Orang-orang yang tersingkirkan ini kemudian
membentuk sebuah organisasi yang bernama hilf al-fudul (liga orang-orang
tulus), Muhammad sendiri tergabung dalam liga ini. (Ashgar Ali Engineer : 2007)
Salah satu
kaum tertindas pada masa Arab jahiliyyah adalah kaum perempuan.
Keberadaan perempuan tidak mendapat tempat yang layak, baik di rumah maupun di
ruang publik. Mereka dianggap sebagai kaum yang lemah, yang tidak bisa
berperang, dan kelahiran mereka bukanlah sesuatu yang dikehendaki, seperti yang dilakukan oleh Sayyidina Umar
sebelum masuk Islam pernah mengubur hidup-hidup anak
perempuannya. Selain itu kehadiran perempuan hanya dianggap sebagai budak nafsu
yang bisa diwaris-wariskan. Ada kebiasaan yang berkembang pada waktu itu ketika suami si perempuan
meninggal, maka ahli waris dari laki-laki berhak menikahi si perempuan itu,
atau menikahkan dengan laki-laki lain. (Abad Badruzaman : 2009)
Oleh karena
itulah Islam lahir sebagai respon atas segala bentuk penindasan yang ada di
atas bumi ini. Ashgar Ali Engineer mengatakan dalam buku Islam dan
Pembebasan bahwa Tuhan menjanjikan dalam Al-Qur'an untuk mengutus seorang
pembimbing atau seorang pemberi peringatan ketika suatu masyarakat menghadapi
krisis sosial dan krisis moral. Sedangkan Kuntowijoyo mengatakan dalam bukunya Islam
sebagai Ilmu bahwa Jazirah Arab dipilih oleh Allah sebagai contoh perubahan
sosial
karena struktur masyarakatnya yang cair sehingga bisa mudah ditransformasikan
di wilayah yang lain.
Pesan
Pembebasan dalam Islam
Al-Qur’an sebagai kitab
suci umat Islam sekaligus sebagai sumber tertinggi memuat banyak sekali
ayat-ayat tentang pembebasan sosial dan ancaman terhadap pelaku penindasan, seperti dalam surat Al-Ma’un yang terdiri
dari tujuh ayat. Surat ini dimulai dengan menyebut
orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang yang menghardik anak
yatim dan tidak mau memberi makan kaum fakir miskin.
Kemudian Allah mengancam orang-orang yang shalat tetapi lalai dalam shalatnya.
Siapa mereka? Merekalah orang-orang yang berbuat riya’ dan tidak mau berbagi
harta dengan sesama.
Sedangkan di surat al-Humazah kita akan menjumpai
ancaman Allah terhadap mereka yang suka menumpuk kekayaan dengan neraka Huthamah.
Di surat ini dijelaskan neraka Huthamah adalah api yang
menyala dan membakar sampai ke hati, kemudian api itu ditutup rapat di atas
mereka yang diikat di tiang-tiang yang panjang.
Ancaman tidak hanya
diberlakukan kepada mereka yang melakukan aksi penindasan seperti yang
tercantum di surat al-Ma’un dan al-Humazah, tetapi juga kepada mereka yang
menghalangi tersebarnya nilai-nilai kebaikan. Seperti di surat al-Lahab. Di surat ini Allah mengutuk keras Abu Lahab
dan Istrinya yang selalu menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. Surat ini dimulai dengan kata yang sangat keras, celakalah/
binasalah! Kemudian di ayat yang ke tiga disebutkan bahwa mereka akan
dimasukkan ke dalam api neraka.
Pesan pembebasan juga
digelorakan terhadap kaum perempuan, seperti dalam surat an-Nisa ayat 19. Di
ayat ini Allah tidak menghendaki perempuan dijadikan seperti harta yang dapat
diwarisi oleh ahli waris dari laki-laki, selain itu Allah juga menyuruh kepada
suami untuk berbuat baik terhadap istri. Ayat ini adalah jawaban terhadap
tradisi yang berkembang di masa jahiliyyah yang menjadikan perempuan
seperti harta warisan.
Sedangkan perintah untuk
berjuang melawan penindasan dapat kita temukan dalam surat Ali Imron ayat 110.
Pada ayat ini kita mendapatkan konsep tentang khoiro ummah. Siapakah mereka?
Mereka adalah orang-orang beriman yang menegakkan amar ma’ruf dan nahi
munkar. Pada awalnya memang ayat ini tertuju kepada Bani Israil, namun
penulis memahami bahwa ada muatan universal pada ayat ini sehingga berlaku
untuk semuat umat, asal mereka beriman dan menegakkan amar ma’ruf dan nahi
munkar.
Itulah beberapa ayat Al-Qur’an yang
mengandung pesan pembebasan beserta juga ancaman bagi mereka yang melakukan
praktek-praktek penindasan. Pesan pembebasan ini seharusnya menyadarkan kita
bahwa menjadi seorang mukmin ternyata tidak cukup hanya percaya kepada Allah, tetapi juga harus menjadi agen dari
perubahan sosial kearah yang kebih baik – tanpa penindasan. Menarik untuk
merenungkan pembongkaran konsep mukmin dan kafir yang dilakukan oleh Ashgar Ali
Engineer. Ashgar mengatakan bahwa Mukmin bukanlah sekedar percaya kepada Tuhan,
melainkan juga mau berjuang menegakkan keadilan dan melawan kezaliman dan
penindasan. Jika tidak, ia masih digolongkan sebagai orang kafir, meskipun ia
percaya kepada Tuhan. Dahulu kala di Eropa, Karl Marx pernah menganggap bahwa
agama (Kristen) adalah candu masyarakat. Hal ini terjadi karena agama digunakan
oleh penguasa untuk melegitimasi penindasan terhadap kaum buruh. Anggapan ini
bisa juga diarahkan kepada Islam apabila tidak mampu menjadi pembebas dari
sistem sosial yang menindas. Hal ini tentu tidak kita inginkan, bukan?
Komentar