Mahasiswa Masuk Desa
Tadi malam
saya menghadiri acara tasyakuran (lebih tepat seperti itu) atas penghargaan
gelar Doktor Honoris Causa kepada Bapak Said Tuhuleley yang diadakan oleh Korps
Alumni HMI. Gelar ini diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Malang sebagai
bentuk penghargaan atas pengabdian dan pembelaan beliau terhadap kaum
mustad’afin. Tentu ini menjadi hal yang menarik karena gelar ini diberikan dalam
bidang pengabdian masyarakat yang sebelumnya jarang kita temui.
Gelar ini
memang pantas diberikan kepada beliau mengingat semangat beliau yang tak pernah
padam meski sudah dimakan usia. Semboyan hidup beliau adalah “selama masih ada
yang menderita, tidak ada kata istirahat”, tentu semboyan ini menegaskan
keistiqamahan beliau dalam melakukan aksi-aksi pemihakan terhadap kaum
mustad’afin. Dengan semboyan ini wajar kiranya ketika di usia yang sudah senja,
beliau masih bersemangat untuk berjuang.
Apa yang
dilakukan oleh beliau itu seharusnya memberikan inspirasi bagi pemuda-pemuda
negeri ini, khususnya kader HMI. Kita sering melihat bahwa pemuda-pemuda negeri
ini – khususnya kader HMI – lebih senang menjadi politisi dan pegawai negeri
sipil dan kemudian mendapatkan posisi strategis. Menurut saya ini adalah
lingkaran elit dan saya yakin lingkaran elit ini sulit untuk berfikir sampai ke
level bawah. Termasuk lingkaran elit ini juga para cendekiawan yang lebih
memilih mengejar proyek-proyek riset yang tujuannya adalah untuk pribadi.
Memang ada juga orang-orang di lingkaran elit ini yang mempunyai jiwa pejuang
yang juga melakukan pendampingan terhadap orang-orang terpinggirkan, namun itu
sedikit jumlahnya.
Hal ini
sebenarnya sudah lama saya resahkan, bahkan saya pernah menulis status di facebook
“tidak ada larangan bagi sarjana untuk menjadi kepala desa,” maksud dari status
ini tentu bukan kepala desa dalam arti jabatan, tetapi lebih pada peran penting
para sarjana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa. Kalau dulu ada
istilah ABRI masuk desa, mungkin sekarang istilah yang pas adalah sarjana masuk
desa, tentu bukan sebagai pengangguran tetapi sebagai agen perubahan.
(30-12-2014)
Komentar